Please Remember Me 제발 날 기억해줘 (Chapter 1)

Title: Please Remember Me 제발 날 기억해줘 (Chapter 1)

Inspired By: SHINee Jonghyun

Cast:

SHINee Jonghyun as Kim Jonghyun

Oh Hani (Original Character)

Kim Yoonseo (Original Character)

SHINee Minho as Doctor Choi Minho

Genre: Romance, Marriage Life

Length: Short Story

Rating: PG-15

Created By: Ayin Perdana

___________________________________________________________________

Hello guys~~ ^^
Long time no update, right? Hehehe.. well, now after my buzy schedule I upload my newest fanfiction. This is my 30th fanfiction actually and the cast always SHINee ^^

Hope you guys like it.. enjoy ^^

NB: Please leave a comment

Prolog:

“Meski aku harus mengulang semuanya dari awal, selama itu bisa membuatnya kembali aku akan melakukannya”.

Author P.O.V

Namja bertubuh kekar dan memiliki wajah tampan dengan rahang yang tegas, dan mata yang teduh itu nampak berjalan dengan tegap menyusuri sebuah lorong. Dapat dilihatnya banyak perawat dan dokter senior atau dokter muda yang juga hilir mudik di lorong itu. Ya, saat ini ia sedang menyusuri lorong rumah sakit. Tentu saja bukan karena ia berprofesi sebagai seorang dokter, ia adalah salah satu eksekutif muda kaya di Seoul yang memegang hampir 20 perusahaan bisnis gadget terbesar di negeri ginseng itu.

“Ah~! Jonghyun Ssi, annyeonghaseyo”. Sapa salah seorang namja bertubuh jangkung yang tegap, wajah yang menarik seperti model majalah, dan sepasang mata yang bulat besar.

“Ah ne, annyeonghaseyo doker Choi”. Jonghyun balas menyapa namja itu dengan ramah. Ya, namja yang berpapasan dengan Jonghyun itu bernama Choi Minho yang merupakan salah seorang dokter muda di rumah sakit itu.

“Kulihat kau sepertinya selalu datang kemari setiap hari, Jonghyun Ssi”. Ucapnya memulai pembicaraan seraya tersenyum.

“Geureom, aku memang harus kemari setiap hari bukan?”. Sahut Jonghyun tersenyum kecil.

“Ne, argetseumnida. Geureom, aku harus kembali mencek keadaan pasien yang lainnya. Kau boleh langsung menemuinya Jonghyun Ssi, ia tadi meminta perawat untuk mengantarkannya ke taman di atap gedung ini”.

“Ne arasseoyo. Ghamsahamnida”.

Setelah terlibat perbincangan kecil barusan, Jonghyun kembali melangkahkan kakinya sampai pada taman di atap gedung rumah sakit itu. Senyuman berkembang di wajah tampannya sesaat setelah matanya menemukan sosok yeoja yang ingin ia temui, iapun lalu berjalan menemui sosok yeoja yang sedang duduk di sebuah kursi roda mengirup udara segar di pagi yang cerah.

“Hani.. ini aku”. Jonghyun berjongkok di depan yeoja cantik itu, yeoja cantik itu tersenyum melihat kehadiran Jonghyun.

“Selamat pagi.. Jonghyun Ssi”. Sapanya tersenyum.

“Ne, annyeong..”. Balas Jonghyun dengan sangat lembut. “Geunde, bisakan kau memanggilku tidak dengan embel – embel ‘Ssi’ dibelakang namaku?”. Ya, sebuah kalimat yang sebenarnya begitu sederhana namun terasa sakit ditelinga Jonghyun. Bagaimana tidak, seorang yeoja yang sesungguhnya memiliki status istri sahnya memanggilnya dengan sangat formal.

Ya, yeoja cantik berambut sebahu itu adalah istri Jonghyun yang amat sangat dicintainya. Namun, dikarenakan kecelakan tunggal yang dialami istrinya saat istrinya itu mengemudikan mobil menyusuri jalan tol di Seoul membuatnya kehilangan ingatannya, tidak terkecuali ingatannya tentang Jonghyun suaminya.

“Hehe.. mianhae. Aku selalu saja lupa untuk memanggilmu.. yeobo?”. Sahut yeoja itu sedikit ragu saat melontarkan kata ‘yeobo’. “Ani, sasireun.. sebenarnya bukan karena lupa, geunde..”.

“Arasseo.. karena kau canggung, geutjyo?”. Potong Jonghyun tersenyum sembari menarik kursi didekatnya lalu duduk menghadap yeoja bernama Oh Hani itu.

“Ne..? Oh, geuge..”.

“Arasseo.. gwaenchanha. Jangan dipaksakan, pelan – pelan saja ne?”. Sahut Jonghyun mengusap hangat puncak kepala yeoja yang amat dicintainya itu. Sangat ingin rasanya Jonghyun merengkuh yeoja saat ini tersenyum manis padanya kedalam pelukannya, Jonghyun tidak bisa membohongi dirinya yang sangat merindukan hangat tubuh yeoja yang selalu bisa ia rasakan ketika memeluknya.

“Jonghyun Ssi..”. Yeoja itu kembali memulai pembicaraannya.

“Eeum..?”. Sahut Jonghyun tersenyum sambil terus menatap tulus kearah yeoja itu.

“Apa yang kau bawa itu?”. Tanyanya mulai tertarik dengan sebuah buku besar yang dibawa Jonghyun.

“Ini adalah sebuah album photo..”. Sahut Jonghyun lalu menyerahkan album photo itu pada Hani.

“Ada banyak photo kita berdua di album ini, kau bisa melihatnya kalau kau mau”. Tambah Jonghyun tersenyum sembari mengelus lembut pipi Hani.

Hani mulai membuka perlahan album photo itu, dan di halaman pertama ia sudah bisa menemukan photo pernikahannya dengan Jonghyun. Tanpa sengaja sebuah senyuman tersungging di bibir tipis Hani.

“Ini.. photo pernikahan, kita? Geutjyo?”.

“Eung.. maja”.

“Kau sangat tampan disini Jonghyun Ssi..”. Sahut Hani spontan sambil tetap melihat album photo itu dengan tersenyum. Jonghyun yang melihatnya hanya bisa tersenyum, batinnya berkata alangkah bahagianya rasanya jika saat ia memuji seperti itu disaat Hani ingat status Jonghyun yang merupakan suaminya.

“Kau juga yang cantik Hani. Kau selalu terlihat cantik”. Balas Jonghyun tersenyum.

Setelah beberapa jam Jonghyun menemani Hani, Jonghyun mendapatkan sebuah telepon dari kantornya yang mengingatkannya bahwa ia memiliki jadwal rapat setelah makan siang.

“Hani, nanti siang aku harus ke kantor sebentar untuk rapat. Kau tidak apa – apa kan? Setelah rapat aku akan langsung kembali”. Ucap Jonghyun setelah selesai merebahkan Hani ke tempat tidur dikamar inap tempatnya dirawat.

“Ne, gwaenchanhayo”. Sahut Hani lembut seraya tersenyum. “Aku akan baik – baik saja dan menunggumu disini”.

“Geureom, na kalkke”. Saat Jonghyun baru saja membalikkan tubuhnya untuk keluar dari kamar, tiba – tiba ada yang menggenggam tangannya yang tidak lain adalah Hani.

“Jamkkanman..”. Sahut Hani menahan Jonghyun.

“Ne? Ada Apa Hani?”. Tanya Jonghyun yang kembali membalikkan tubuhnya menghadap Hani.

“Kau lupa mencium keningku, Jonghyun Ssi..”.

“Ne?”,

“Mianhajiman.. mungkin karena aku yang sudah mulai terbiasa, karena setiap kau ingin pergi kau selalu mencium keningku”. Sahut Hani dengan tatapan polos.

Bahagia, tentu saja. Itulah yang dirasakan Jonghyun tepat setelah ia mendengar Hani memintanya untuk mencium keningnya.

“Bagaimana kalau mencium keningnya diganti dengan yang lain saja?”. Sahut Jonghyun tersenyum dan menunduk untuk mendekatkan wajahnya ke wajah Hani.

“Ne? Maksudmu?”.

“Tapi aku mohon jangan marah padaku setelah aku melakukan ini Hani’ya”.

Jonghyun menatap manik mata Hani lekat – lekat dan perlahan mendekatkan wajahnya lalu menutup matanya saat ia merasakan bibirnya sudah bersentuhan dengan bibir Hani. Hani pun juga langsung menutup matanya saat bibir Jonghyun menyentuh bibirnya, Hani mencoba merasakan hangatnya kasih sayang Jonghyun yang diberikan padanya dan tanpa sengaja perlahan tangan kanannya tergerak untuk membelai lembut wajah Jonghyun.

“Jeongmal saranghanda.. yeobo’ya”. Bisik Jonghyun yang masih menutup matanya sesaat setelah melepas ciumannya.

“Geureom, aku pergi dulu sebentar ne?”. ucap Jonghyun tersenyum.

“Eung.. cepat kembali”. Balas Hani mengusap pipi Jonghyun. “Aku mohon jangan bosan untuk membantuku mengembalikan ingatanku Jonghyun’ah, karena sepertinya sekarang aku mulai mencintaimu. Aku memang masih belum bisa mengingat sepenuhnya, geunde sekarang ini.. setiap kali kau kemari untuk menemuiku lalu pergi lagi, aku langsung merasakan rindu yang amat dalam padamu”.

“Tentu saja, aku pasti akan melakukan apapun untuk membuatmu kembali padaku dengan memorimu yang sudah terisi kembali dengan ingatan tentang kita”.

To be continued.