Please Remember Me 제발 날 기억해줘 (Chapter 2)

Please Remember Me Poster

Title: Please Remember Me 제발날기억해줘(Chapter 2)

Inspired By: Jonghyun SHINee

Cast:

Jonghyun SHINee as Kim Jonghyun

Oh Hani (Original Character)

Kim Yoonseo (Original Character)

Other Cast

Genre: Romantic, Marriage Life

Length: Short Story

Rating: PG – 15

Created By: Ayin Perdana

________________________________________________________________

Yeeaaaay~~~!!! Guys~~ Chapter 2 has been released ^^
Happy reading and hope you guys enjoy ^^

Uuppsss~~, don’t forget to leave a comment 😉
Gomawo~~

Author V.O.P

Flashback

One Year Ago..

Jonghyun mengerjap – ngerjapkan matanya saat seberkas cahaya matahari yang masuk disela lubang fentilasi udara kamarnya membelai lembut matanya. Pandangannya kemudian teralih pada sosok yeoja cantik bernama Oh Hani yang masih tertidur pulas dalam pelukannya. Yeoja itu nampak tidur dengan nyaman menyandarkan kepalanya di dada bidang Jonghyun, Jonghyun memiringkan sedikit badannya dan tersenyum manis melihat yeoja cantik yang merupakan istrinya itu. Ya, Jonghyun sangat menyukai pemandangan yang ia dapatkan di setiap pagi. Melihat istrinya yang tertidur nyenyak berlayar di dunia mimpi membuat hatinya merasa tenang, perlahan Jonghyun mendekatkan wajahnya lalu mengecup hangat kening istrinya dan tak lama setelahnya Hani menggeliatkan kepalanya dan membuka mata perlahan.

“Joheun achim yeobo~”. Sapa Jonghyun membelai lembut puncak kepala Hani. “Jaljasseo?”. Ucap Jonghyun tersenyum.

“Eung~ Selamat pagi yeobo”. Sahut Hani dengan seulas senyuman kemudian kembali bermanja dipelukan Jonghyun.

“Ya~ istri cantik yang pemalas, kau tidak memberikan morning kiss untuk suamimu yang tampan ini? Hehehe”. Goda Jonghyun mengecup cepat bibir Hani yang membuat Hani sedikit terkejut dan mengerjapkan matanya.

“Ya~, mwoya~? Kau menyebutku pemalas?”. Rengek Hani memunyungkan bibir tipisnya membuat Jonghyun gemas seraya mengecup kembali bibir manis Hani.

“Hehehe.. eung, maja. Istri pemalas dan manja”. Tambah Jonghyun lagi dengan nada usil. “Tapi entah karena aku pabo atau apa, aku sangat mencintai istri pemalas dan manja ini”. Ucap Jonghyun tersenyum seraya mengecup kening istrinya itu.

“Na do saranghae Jjongie~”. Sahut Hani tersenyum manis.

“Aaa~, aku juga sangat suka saat kau memanggilku begitu. ‘Jjongie..’ kedengarannya sangat imut, cocok sekali untukku hahahahaha”. Ucap Jonghyun asal yang langsung mendapat sebuah cubitan ringan diperutnya dari Hani. “Ayya~! Apheo yeobo’ya~~”. Ringisnya.

“Hehehe! Mian~~ week!”. Goda Hani menjulurkan lidahnya, dan tentu saja seorang Jonghyun tidak ingin terlihat kalah oleh istrinya. Iapun langsung ‘membalas dendam’nya dengan memeluk tubuh istrinya dan kini ia sudah berada tepat diatas tubuh istrinya dengan memasang wajah sedikit ‘pervert’.

“Ya~, Jjongie..mwohaneun geoya?”. Tanya Hani sedikit gugup.

“Wae? Memangnya menurutmu bagaimana, yeobo?”. Jonghyun balik bertanya dan kembali memperlihatkan senyum pervertnya yang praktis membuat jantung Hani semakin berdegup kencang.

“Eh? Eeuu.. geuge, Jjong..”.

“Wae yeobo? Kau terlihat tegang sekali, ehm?”. Ucap Jonghyun mengelus wajah Hani dan membuat Hani kegelian. “Inikan bukan pertama kali untuk kita, geutjyo?”. Bisik Jonghyun yang membuat Hani membelalakkan kedua matanya.

Jonghyun kembali mendekatkan wajahnya, tersenyum sekilas menatap Hani yang juga menatapnya. “Tenang saja yeobo.. aku hanya ingin meminta energy darimu melalui ciuman pagi yang manis”.

Jonghyun tanpa ragu langsung mengecup bibir yeoja yang sangat digilainya itu, ia mengusap bibir Hani dengan lembut, membuat Hani terhanyut dan melingkarkan kedua tangannya ke leher Jonghyun. Pasangan suami istri itu mengawali pagi mereka dengan ciuman hangat.

“Krriiiiing~~!!!”. Ponsel Jonghyun yang terletak di atas meja berdering dan membuat Jonghyun dengan malas melepas ciumannya.

“Eeiisssh~~, siapa yang menelepon pagi – pagi begini? Apa tidak bisa mereka melihatku senang walau hanya sebentar?”. Sungut Jonghyun melihat kearah ponsel yang hanya mendapatkan sebuah kekehan kecil dari Hani yang melihat suaminya mengeluh seperti anak kecil.

“Angkat teleponnya yeobo.. mungkin telepon penting”. Bujuk Hani, Jonghyun pun hanya mengangguk malas sambil memanyunkan bibirnya.

Hani mengemudikan mobilnya dengan perasaan senang menuju ke kantor Jonghyun. Hani sudah tidak sabar ingin memberi kejutan untuk suaminya, ia sangat ingin memberitahukan pada Jonghyun kalau ia telah hamil buah cinta mereka. Ya, Hani mengetahui bahwa dirinya hamil saat check up di rumah sakit yang kebetulan sudah dijadwalkan Hani hari ini. Ia begitu senang saat menerima hasil check lab bahwa ia hamil, awalnya ia ingin langsung memberitahu Jonghyun melalui telepon namun ia urungkan. Ia ingin memberitahu kabar gembira ini secara langsung pada Jonghyun.

“Dddrrrrt..”. Ponsel Hani yang diletakkannya di samping kursi kemudi bergetar, Hani melihat sekilas kearah ponselnya dan langsung tersenyum saat membaca nama penelepon. Ia pun langsung mengaktifkan heardset Bluetooth nya lalu mengangkat telepon itu.

“Ne, yeobo?”. Sahut Hani dengan manja.

“Kau sekarang dimana yeobo? Sudah jam makan siang, kita makan siang bersama, ne? Dimana aku harus menjemputmu?”. Sahut Jonghyun diseberang sana.

“Tidak perlu yeobo.. tebak sekarang aku sedang ingin kemana”. Sahut Hani dengan sumringah.

“Ne? Memangnya kau sedang kemana yeobo?”. Jonghyun mengerutkan sedikit keningnya. “Kau sedang dalam perjalanan ke kantorku?”. Tebaknya lagi.

“Ding dong~!!! Maja~, hehehe. Whaa.. suamiku benar – benar namja yang pintar”.

“Jinjja? Ahahahaha~! Geunde wae kau kemari sendirian? Kau kan bisa meneleponku untuk menjemputmu kalau kau ingin main kemari”. Sahut Jonghyun tersenyum.

“Aku ingin memberitahu sesuatu padamu yeobo. Aku..”. Saat mobil Hani tengah melintas tiba – tiba ada sebuah truk lewat dari arah yang berlawanan dengan kecepatan tinggi dan truk itu seperti mengarah ke mobil Hani dan semakin dekat. “Omo~! Kyyaaaaaaaaaak~~~!!!!!”

“Braaaaaaaaaaaaaaaaak~~!!!!!!”.

Jonghyun yang saat itu masih menelepon Hani seketika terkejut ketika mendengar Hani berteriak dan tak lama setelahnya ia mendengar suara seperti suara benturan yang amat keras.

“Yeobo’ya?! Yeobo’ya?! Ya, Oh Hani~?! Gwaenchanha??!!”.

“Tuuuut…”.

Flashback End

Setelah peristiwa memilukan itulah, Hani menjadi kehilangan ingatannya. Kepala terbentur dengan terlalu keras dan yang menambah rasa perih untuk Jonghyun, Hani yang ternyata pada saat itu sedang hamil harus kehilangan calon bayinya juga. Jonghyun benar – benar terpukul begitu mengetahui keadaan istrinya yang tengah mengandung keturunannya namun harus mengalami keguguran secepat itu.

Semenjak peristiwa itu, Jonghyun pun sangat memfokuskan perhatiannya penuh untuk Hani. Setiap hari Jonghyun selalu mengunjungi rumah sakit hanya untuk satu alas an, ia ingin membuat Hani mengingatnya kembali. Awalnya memang tidak mudah, karena Hani tidak langsung bisa menerima kehadiran Jonghyun. Hani selalu bersikap sangat kaku terhadap Jonghyun, ia menganggap Jonghyun orang asing dan itu praktis membuat hati Jonghyun menjadi tambah miris. Namun Jonghyun tidak pernah putus asa untuk mengembalikan ingatan Hani, ia ingin istri yang begitu dicintainya itu.

Malam harinya Jonghyun merasa sangat lelah, ia dengan cepat menekan kombinasi angka pintu apartement mewahnya seraya langsung masuk ke dalam. Ia benar – benar ingin langsung menghempaskan tubuhnya ke kasurnya yang empuk dan tidur. Saat ia berlalu ingin menuju ke kamar, tiba – tiba dari arah dapur memanggilnya.

“Oppa~, wasseo?”. Jonghyun yang langsung mengenal suara lembut yang menyapanya pun seraya membalikkan tubuhnya kearah asal suara.

“O~, chagiya. Dongsaeng’ah, kau kemari chagi?”. Sahut Jonghyun. Ya, yeoja muda yang menyapa Jonghyun dari dapur itu adalah Kim Yoonseo, adik perempuan Jonghyun satu – satunya yang juga sangat dicintainya.

“Eung. Aku kemari karena mencemaskan Oppa, dan sepertinya dugaanku tepat”. Sahut Yoonseo yang mendekati dan seraya mencium pipi Jonghyun. “Oppa belum mengisi perut Oppa yang sixpack ini kan? Hahaha”.

“Hahahahaha~! Eiissh.. chagiya kau ini. Eung maja, Oppa sangat lelah, Oppa lebih memilih ingin tidur saja”. Sahut Jonghyun mengelus puncak kepala dan mengecup kening Yoonseo.

“Andwae~! Oppa harus mengisi perut Oppa dulu, aku sudah membuatkan sup daging sapi kesukaan Oppa”. Sahut Yoonseo tersenyum seraya membelai pipi Jonghyun. “Mungkin tidak sama lezatnya dengan yang dibuat oleh Hani Eonni, tapi setidaknya Oppa makan walau hanya sedikit”.

“Jangan sampai kau juga ikut – ikutan masuk rumah sakit, Jjong’ah”.

“O, aboji..”. Sahut Jonghyun yang langsung membalikkan kepalanya begitu telinganya menangkap asal suara yang datang dari arah kamar mandi yang terletak tidak jauh dari ruang makan. “Aboji juga datang kemari?”. Tanya Jonghyun pelan dengan wajah datar sembari melirik sedikit kearah Yoonseo, seakan memberi isyarat ‘kenapa kau tidak bilang daritadi kalau dia juga ada disini?’, Yoonseo yang mengerti pun hanya bisa membisikkan ke telinga Jonghyun ‘dia memaksa untuk ikut’.

Mereka bertiga menyantap makan malam dalam hening. Tak satupun dari mereka yang memulai pembicaraan baik Jonghyun, Yoonseo, ataupun ayah mereka.

“Jjong’ah..”. Tiba – tiba saja ayah Jonghyun memecah keheningan dalam ruang makan itu.

“Ne, aboji?”. Sahut Jonghyun menatap sekilas kearah ayahnya kemudian meminum segelas air di depannya.

“Bagaimana keadaan istrimu itu?”. Tanya ayahnya lagi dengan raut wajah yang lumayan serius. Jonghyun, yang saat itu ditanya mengenai keadaan istrinya menjadi antusias dikarena kejadian siang itu dirumah sakit, dimana Hani yang beberapa bulan ini sudah mulai bisa dekat dengannya memintanya untuk mencium keningnya. Jonghyun pun berpikir ia harus menceritakan cerita bahagia itu pada ayahnya.

“Ne~! Sekarang benar – benar sudah jauh lebih baik, aboji”. Ucap Jonghyun mulai memasang wajah sumringahnya. “Aboji tahu tidak, tadi siang Hani bahkan..”. belum sampai Jonghyun menyelesaikan ucapannya, ayahnya langsung memotong pembicaraan.

“Jika sangat sulit baginya untuk mengingatmu, kenapa kau masih saja datang ke rumah sakit untuk mengunjunginya?”. Ucap ayahnya dingin dan membuat Jonghyun sedikit tersentak.

“Ne?”. Tanya Jonghyun dengan sedikit terbata.

“Kau membuang waktumu untuk wanita itu, wanita yang sudah kehilangan ingatannya. Dia juga sudah tidak mengingatmu lagi bukan? Untuk apa kau masih saja ke rumah sakit dan lebih jarang berada dikantor, lebih memilih meminta Yoonseo adikmu untuk mengurusi semua masalah kantor?!”. Ucap ayahnya yang mulai keras.

“Aboji~! Aku mohon jangan berkata seperti itu~! Walau bagaimanapun dia adalah istriku, menantumu!”.

“Aku rasa akan lebih baik kalau mencari pasangan baru dan menceraikannya”.

“Mworagoyo?”. Tatap Jonghyun tidak percaya dengan apa yang ia dengar. “Aboji.. geunde,”.

“Geumanhaeyo~!”. Sahut Yoonseo yang sedaritadi diam, kali ini ia tidak bisa menahan dirinya lagi untuk hanya diam seperti patung menonton perdebatan kakak dan ayahnya. “Bisakah kita tidak membahas yang masalah ini di meja makan?!”.

“Yoonseo’ya~! Kau berani membentak ayahmu?! Neo~, apa kau tidak kesal dengan Oppa-mu yang masih saja terus – menerus mendatang wanita yang bahkan sudah tidak mengenalnya lagi? Oppa-mu juga..”

‘Geumanhaseyo Appa. Jonghyun Oppa seperti itu karena Oppa begitu mencintai istrinya dan aku sangat mendukung akan hal itu. Setidaknya Oppa tidak seperti Appa yang tetap memilih sibuk dengan pekerjaan dan menelantarkan eomma yang berada di rumah sakit hingga eomma pergi untuk selamanya dari kita~!”. Sahut Yoonseo yang terdengar begitu tegas dan membuat ayahnya geram, sedang Jonghyun yang duduk disampingnya masih terus mencoba menenangkan adiknya itu dengan mengusap punggung Yoonseo.

“Mwoya?! Neo..”.

“Geumanhae Appa. Jebal geumanhaeyo. Aku mau membawa Appa kemari hanya untuk memastikan keadaan Jonghyun Oppa baik – baik saja dan makan bersama, Appa sudah berjanji denganku untuk tidak membahas hal – hal aneh seperti ini bukan? Dan untuk Appa tahu saja, aku tidak pernah merasa kelelahan untuk membantu Oppa-ku dalam mengurusi pekerjaan”. Sahut Yoonseo lagi dengan tegas.

“Oppa, kami pulang dulu, ne?”. Ucap Yoonseo memeluk hangat Jonghyun di depan pintu apartement saat ingin keluar, sedang ayahnya hanya menunggu sambil langsung membuka pintu apartement Jonghyun.

“Eung~. Kau hati – hati chagiya. Begitu sampai dirumah telepon Oppa, ne?”. Sahut Jonghyun seraya mencium hangat kedua pipi dan kening Yoonseo yang mendapat sebuah anggukan pelan dari Yoonseo.

“Geurigo aboji..”. Ucap Jonghyun pada ayahnya yang membuat ayahnya menghentikan langkah namun tetap memunggungi Jonghyun.

“Satu hal yang ingin aku katakan pada aboji..” Jonghyun menarik nafas sebentar, lalu melanjutkan kembali “Tentang Hani.. dia mungkin tidak lagi mengenalku saat ini, tapi aku sangat mengenal dirinya karena dia adalah istriku dan aku sangat mencintainya. Dan perasaanku padanya selamanya tidak akan pernah berubah”.

To be continued.

7 thoughts on “Please Remember Me 제발 날 기억해줘 (Chapter 2)

  1. hing..
    padahal udah bahagiaaa knp ada aja cobaan buat mereka TT

    itu abeoji nya jjong malah nyuruh cerein hani, gimana sih seharusnya ngasih semangat jjong dong!!

    cieee kk adik skinship nya bertebaran~ #colekAuthornya

    cepat update nya yang cepat yaaa~

      • Bwahahahaha xD
        Modus jer sidin yate

        Anu, kesahnya oppa syg dongsaengnya jer.. wkwkwk
        sbg bocoran dikit nah, adink jjong disini nii kd dikira kd disangka sekalinya cinta pertamanya si Dr. Choi bwakakakakaka xD

        Si dr.choi nya sorang kena bekesah lwn sii jjong. Kena di chapter 3 insya allah, bwahahahaha

  2. AAAAAA!!!! WAEYOOOOOOO TO BE CONTINUED LAGIIIIIII
    Bagus dah awalnya kirain kmbl dah ingatannya hani kaliny flash back 😭
    Eoonnnn jgn sampe sad ending plisss. Brp chapter ni?

    • Bwahahahhahahaha xD
      Sewot sidin yate wkwkwkwkwkk

      Iya ini flashback bwahahahaha xD
      Insya Allah cmn 3 chapter doank kok janeth hihii..

      Endingnya tipe2 janeth kok 😉 :*

  3. i read this fiction…. wanna make my tears is fall😢😢😢
    i think that Jonghyun should make his daddy realized that Hani is Jonghyun’s life….
    i want Hani comeback to Jonghyun quickly…

Leave a reply to ervia Cancel reply