Still

Still - Poster

Title : Still

Inspired By : SHINee

Cast :

Jonghyun SHINee as Kim Jonghyun

Lee Hyo Ri (Original Character)

Kim Yoon Seo (Original Character)

Lee Teuk as Lee Teuk (Cameo)

Genre : Sad, Romantic

Length : One Shoot

Rating : PG-17

Created By: Ayin Perdana

_____________________________________________________________________

Chingu deul annyeong~ ^^ well, finally I comeback to write new short FF with the main cast is my Oppa, Jonghyunie Oppa ^^ Now, I really really realize that I just can get a chemistry to write a romance FF if the main cast is him. I don’t why but I just get the feel so deeply. Well, hope you guys enjoy 🙂

Jonghyun P.O.V

“Hhhh..”. Aku menghela dalam nafasku, duduk dengan santai di halaman belakang rumahku sembari memandang langit berwarna biru yang begitu lembut membuat hatiku menjadi melankolis.

“Oppa..”. “Chagiya.. Joheun achim naeui yeppeun dongsaeng”. Suaranya yang lembut dan manja, yeodongsaengku satu – satunya Kim Yoon Seo menyapaku di pagi yang indah ini. Dengan manja ia duduk disampingku dan menyandarkan kepalanya ke dadaku, aku pun seraya langsung mengecup keningnya.

“Hari ini Oppa terlihat sangat tampan”. Ucapnya menengadahkan kepalanya menatapku.

“Oppa memang selalu tampan, hehehehe”. Sahutku sedikit usil padanya seraya mengecup pipinya.

“Aigoo~, Oppa ku ini jeongmal”. Ucapnya yang mencubit gemas pipiku.

“Wae? Memang benar kan, Penyanyi muda tampan Kim Jonghyun. Semua orang Korea menyebut Oppa seperti itu, dan kau adalah yeodongsaeng paling beruntung karena memiliki Oppa yang tampan”. Sahutku menggodanya dan mencium kilat pipinya.

“Eiissh.. hehe. Ne maja, aku mengakuinya Oppa. Aku memang seorang yeodongsaeng paling beruntung karena memiliki Oppa tampan yang sangat menyayangiku, bahkan Oppa memanggilku chagi”. Ucapnya tersenyum manis.

“Oppa sangat menyayangiku, geurohji?”. Tanyanya polos menatapku dengan seulas senyumannya yang selalu menjadi semangatku untuk menjalani segala rutinitasku.

“Dangyeonghaji chagiya~, Oppa menyayangimu melebihi dari apapun didunia ini”. Sahutku lembut seraya mengusap rambutnya dan mencium puncak kepalanya.

“Geunde, apa yang membuat Oppa terlihat sangat melankolis pagi – pagi begini? Aku lihat tadi Oppa memandang langit sambil tersenyum dan begitu dalam memandang langit, seperti adegan di drama saja”.

“Geure?” “Eung”. Sahutnya mengangguk.

“Hhhh.. geunyeoneun, Lee Hyo Ri”. Ucapku lirih seraya menghela nafas dengan seulas senyuman kecil menatap langit.

“Lee Hyo Ri?”.

“Eung. Dia adalah seorang yeppeun yeoja sama sepertimu chagi”. Sahutku tersenyum menatapnya.

“Ne? Oppa punya yeoja chingu? Whaa, kenapa Oppa tidak bercerita padaku?”. Ucapnya membelalakan matanya seraya mendekatkan posisi duduknya padaku.

“Jangankan menjadikannya seorang yeoja chingu, Oppa bahkan belum pernah mengungkapkan perasaan padanya”. Sahutku datar dengan seulas senyuman kecil yang kurasa pahit.

“Ye?! Jinjjayo? Wae wae wae?”.

“Oppa sudah lama berteman dengannya, bisa dibilang sangat dekat”. Sahutku sembari merangkul tubuhnya masuk ke pelukanku.

“4 tahun. Selama 4 tahun Oppa memendam perasaan padanya, tapi Oppa tidak pernah mengutarakannya. Setiap kali Oppa ingin mengatakannya langsung, entah kenapa Oppa tidak bisa bicara sepatah katapun lagi begitu sudah berhadapan dengannya. Oppa neun jeongmal paboji?”. Aku menatapnya dengan mengulas sebuah senyuman kecil, ia menatapku begitu dalam dengan mata indahnya.

“Anya, naeui Oppa neun pabo anya”. Sahutnya mengeratkan pelukannya ditubuhku. Bisa kurasakan hangat tubuhnya menyelimutiku yang sedang galau, aku membalas pelukannya dan itu membuat pikiranku lebih tenang.

“Lalu sekarang bagaimana Oppa? Oppa masih berhubungan dengan Hyo Ri?”.

“Ani. Semenjak ia pindah ke Jepang Oppa tidak pernah bertemu dengannya lagi”. Sahutku lirih seraya menghela nafasku. “Geunde, gwaenchanha. Mungkin dia bukan yeoja yang ditakdirkan untuk Oppa”. Aku tersenyum padanya yang menatapku dan memberikan ciumanku ke pipinya.

“Oppa~, Oppa suka sekali menciumku. Pagi ini saja tadi sudah berapa kali, na dul set net dasot..”.

“Aigoo gwiyeowo~”. Melihatnya aku merasa begitu gemas dan kembali menyambar pipinya yang begitu cantik.

“Omo! ya~ Oppa, yang barusan tadi yang keberapa? Aigoo..”.

“Muuach muach muach muach muach. Hehehehe!”. Aku kembali mencium pipinya berkali – kali tanpa menghiraukan pertanyaannya. Sangat jarang aku bisa seperti ini padanya dikarenakan jadwal panggungku yang begitu padat, disaat libur seperti ini aku manfaatkan waktuku untuk menuangkan kasih sayangku padanya.

“Oppa~, hajima~~ aigoo aigoo”. Ucapnya sungut, aku hanya tertawa melihat tingkahnya yang tidak berdaya ketika sudah masuk perangkap di pelukanku.

****

Aku baru saja selesai meeting dengan managerku untuk membahas scheduleku sepanjang tahun ini. Sore nanti aku ada interview untuk promo comeback ku bulan depan, jadi aku memilih untuk menunggu sampai waktu interview tiba di SM Entertainment building saja.

“Jjong~”. Suara seorang namja yang tak asing ditelingaku membuyarkan lamunanku

“Oh, Lee Teuk Hyeong. Annyeonghaseyo”. Aku menyapanya dengan membungkukkan badanku seraya tersenyum.

“Yeppeo. Photo yeoja yang ada di screen ponselmu”. Ucapnya menunjuk ponsel yang ada ditanganku.

“Ah, ne. Dia yeodongsaengku, Kim Yoon Seo. Neomu yeppeujyo?”. Sahutku tersenyum.

“Ne, maja. Geunde, aku sangat penasaran dengan photo yeoja yang disebelahnya? Sepertinya kau menggabungkan photo yeodongsaengmu dengan gambar seorang yeoja lain”. Ia kembali melihat ke layar ponselku dengan menyipitkan matanya.

“Ah, geuge.. Lee Hyo Ri yeyo”. Sahutku singkat.

“Neo eui yeoja chingu?”.

“Aniyeyo, chingu”. Aku tersenyum kecil menatapnya, ia membalas tatapanku dengan tatapan yang seakan tak percaya. “Geunyang.. chingu? Jinjja chingu?”. Tanyanya lagi.

“Sasireun.. cheot sarangiyeyo. Hanya saja aku tidak bisa membuatnya menjadi milikku Hyeong, ceritanya sangat panjang”. Ucapku pelan dengan seulas senyuman kecil.

“Jamsimanyo, kau bilang tadi siapa namanya? Lee Hyo Ri?”. Tiba – tiba Lee Teuk Hyeong menepuk ringan bahuku, membuatku sedikit terkejut.

“Ne Hyeong. Waeyo?”.

“Bisa aku lihat photonya? Tadi aku tidak melihat dengan jelas”. Sahutnya dengan wajah sedikit penasaran, akupun hanya menuruti permintaannya dengan menyerahkan ponselku.

“Omo!”. Spontan Lee Teuk Hyeong langsung membelalakan matanya begitu melihat photo Hyo Ri, aku yang melihat tingkahnya seketika penasaran dan bertanya – bertanya.

“Hyeong kenal dengan yeoja ini?”. Tanyaku meyakinkannya.

“Bagaimana bisa aku tidak kenal, dia ini yeodongsaengku Jjong”.

“Mwo?!”.

****

“Hhuuufft~”. Aku menghempaskan tubuhku ke tempat tidur setelah seharian melalui schedule ku yang begitu padat. “Lee Hyo Ri, tak kusangka dia ternyata yeodongsaeng dari Lee Teuk Hyeong”. Ucapku dalam hati.

“Oppa..”.

“O, chagiya. Waeyo?”. Aku langsung mengambil posisi duduk di atas tempat tidurku.

“Aku belum bisa tidur Oppa, boleh aku minta temani Oppa dulu? Oppa sudah sangat capek?”. Ia mendekatiku dengan perlahan seraya duduk disampingku dan menyandarkan kepalanya dengan manja ke bahuku.

“Ani chagiya, Oppa tidak akan pernah merasa lelah untuk menemanimu”. Sahutku lembut seraya mengecup puncak kepalanya. “Geureom, tadi Oppa bertemu dengan Lee Teuk Hyeong. Sangat tidak disangka ternyata Lee Teuk Hyeong adalah Oppa nya Hyo Ri”. Ucapku memulai obrolan.

“Ye?! Jinjjaro? Lalu bagaimana Oppa? Kenapa Oppa tidak memintanya mempertemukan Oppa dengan Hyo Ri?”. Ia melemparkan pertanyaan bertubi – tubi padaku, seperti itulah tingkahnya saat sedang penasaran. Aku memberikan senyumanku seraya mencium gemas pipinya.

“Ya~, Oppa aku sedang bertanya. Oppa malah mencium pipiku lagi”. Sungutnya, membuatku menjadi gemas.

“Hehehe, arasseo arasseo. Oppa lanjutkan ceritanya, ne?”.

Flashback

Jonghyun P.O.V

“Liontin kalungmu sangat cantik Hyo Ri”. Aku menghampiri sosok cantik itu yang tengah duduk di kursi taman sembari memegangi liontin kalungnya yang berbentuk hati itu.

“Gomawo Jjong”. Sahutnya tersenyum manis, senyuman yang sangat aku suka. “Oppaku yang memberikannya sebagai saengil seonmul”.

“Oppa? Kau punya Oppa? kenapa kau tidak pernah menceritakannya padaku?”. Tak kusangka ia memiliki seorang Oppa.

“Ah ne, geuge.. aku dan Oppa tidak terlalu dekat, tidak seperti kau dan yeodongsaengmu”. Ia menundukkan kepalanya seraya mengulas senyuman kecil di wajahnya. “Geunde wae?”.

“Ani, geunyang.. kita sudah lama dekat satu sama lain tapi aku tidak tahu kalau kau memiliki seorang Oppa. Geureseo, neo eui Oppa eodisseo?”. Tanyaku seraya tersenyum.

“Di Jepang, Oppa ku studi disana”. Sahutnya singkat.

“Ah, arasseo. O~, matta. Igeo”. Aku menyerahkan sebuah kotak kecil padanya. “Chukhahae, saengil”. Ucapku tersenyum.

“O, Jjong’ah..”. Ia menatapku dengan sedikit tersipu, aku suka saat ia melihatku seperti itu. Ia terlihat begitu manis. “Aku buka, ne?”.

“Eung, buka saja”. Aku melihatnya membuka kado yang aku berikan, ia membuka kado itu sembari sesekali melihatku dan memberikan senyuman manis itu lagi padaku.

“Gelang..? Ada hiasan berbentuk huruf J, J adalah Jonghyun?”. Tanyanya seraya tersenyum manis.

“Ne”. Aku membalas senyumannya. “Joha?”.

“Ne, neomu yeppeo”. Sahutnya lembut. “Pakaikan untukku Jjong”. Pintanya dengan manja, ia sangat suka bertingkah manja padaku. Aku juga sangat suka saat ia manja denganku.

“Arasseo”. Aku memakaikan gelang yang kuberikan itu padanya, ia terlihat begitu cantik memakai gelang itu. “Kalau kau memang suka, pakai gelang itu selama hidupmu arattji? Hehehe”.

“Ting tong..”. Aku menekan bel rumahnya, hari ini aku berencana ingin mengajaknya jalan – jalan. Aku ingin mengutarakan perasaanku padanya.

“Tuan muda Jonghyun, annyeonghaseyo”.

“Ah ne, anyyeonghaseyo. Hyo Ri isseoyo?”.

“Hyo Ri agasshi kemarin berangkat ke Jepang Tuan, beliau pindah kesana untuk tinggal bersama orang tua dan Oppanya”.

“Ye? Kenapa begitu tiba – tiba?”. Aku tidak percaya dengan apa yang kudengar, disaat aku ingin mengatakan perasaanku padanya ia pergi.

“Kami juga tidak tahu Tuan, maaf”.

Aku terdiam menatap langit di balkon kamarku, seakan masih tak percaya bahwa Hyo Ri pergi bahkan tanpa memberitahuku. “Hhhh.. Hyo Ri, eotteohkaji?”.

Flashback End.

“Begitu saja? Jinjjaro?”.

“Eung. Ia pergi begitu saja, seperti semilir angin yang berhembus”. Aku mengakhiri kisahku sembari menghela nafas dan tersenyum kecil.

“Oppa tidak mencoba menghubunginya? Telepon, mengirim surat, geurigo..” “Sudah chagi.. geunde, tak ada satu pesanpun yang ia balas”. Aku memotong lembut ucapannya seraya mengeratkan pelukanku.

“Geureseo, Lee Teuk Oppa Eotteohke? Oppa tidak bertanya bagaimana keadaannya sekarang dengan Lee Teuk Oppa? Geurigo, Lee Teuk Oppa sekarang kan tinggal di Korea bahkan menjadi selebriti terkenal. Kenapa dia tidak ikut kembali kemari?”.

“Aigoo.. naeui yeppeun dongsaeng, kau memang selalu penasaran rupanya”. Sahutku yang seraya mengusap kepalanya.

“Karena ia yang menginginkan semuanya berjalan seperti itu. Ia ingin menjalani kehidupannya di Jepang”. Sahutku tersenyum. “Chagiya, kau tidak mengantuk? Besok kau tidak ada jadwal kuliah?”.

“Ani, eopseo. Oppa sudah mengantuk? Arasseo, aku kembali ke kamar, ne?”.

“Andwae, kau tidur bersama Oppa saja malam ini”. Aku menahannya yang ingin beranjak dari kasurku dan merebahkan tubuhnya perlahan disampingku.

“Ne?! Oppa~”. Ia berusaha bangun lagi namun kutahan dengan aku memeluknya. “Oppa ingin tidur sambil memeluk yeodongsaeng Oppa satu – satunya ini, jebal”. Sahutku memohon padanya seraya mengecup lembut pipinya.

“Hhhmmm.. arasseo. Lagipula aku sangat merasa nyaman saat Oppa memelukku dan membiarkanku menyandarkan kepala di dada Oppa yang bidang ini. Kalau begitu sepanjang malam Oppa tidak boleh lepas memelukku, arattji? Hehee”. Ucapnya manja seraya memelukku.

“Arasseo chagiya”. Sahutku mencium keningnya dengan lembut.

Author P.O.V

“Wedding Invitation”.

Yoon Seo menatap cukup lama sebuah undangan yang diterimanya baru saja di pagi itu. “Lee Hyo Ri & Choi Yoon Seong”. Ia membaca nama mempelai yang tertera di undangan dengan nada datar.

“Jamkanman, apa Lee Hyo Ri di undangan ini adalah orang itu?”. Dengan perlahan dan di selimuti penasarannya Yoon Seo membuka kertas undangan itu. Di lihatnya dengan teliti nama keluarga yang turut mengundang ke acara pernikahan itu.

“Lee Teuk Oppa?!”. Pekiknya seraya membelalakkan mata. “Geureseo, yeoja ini adalah..”.

Jonghyun P.O.V

Aku mendapati yeodongsaengku Yoon Seo tengah duduk di ruang TV sembari memegang sebuah benda mirip seperti undangan pernikahan ditangannya. “Kenapa wajahnya terlihat datar seperti itu, apa dia sakit” pikirku, akupun mendekatinya karena sedikit khawatir.

“Chagiya, waeyo? Wajahmu pasi begitu, kau sakit?”. Aku langsung merangkul bahunya dan menyandarkan kepalanya ke dadaku sembari memberikan morning kiss ku ke keningnya.

“Ige..”. Dengan kaku ia menyodorkan undangan yang ada ditangannya padaku. “Ne? Ige mwoya? Untuk Oppa? Oppa ambil, ne?”. Aku mengambil undangan itu dari tangannya kemudian melihat cover undangan itu.

“H&C”. Aku membaca Insial mempelai yang tertera di cover undangan itu sambil membolak – balikkannya. “Siapa mereka ini?” pikirku, aku lalu membuka undangan itu kemudian membacanya.

Aku terdiam saat membaca nama kedua mempelai yang tertulis di dalam undangan itu. Mataku tertuju pada nama mempelai wanitanya, Lee Hyo Ri.

“Dia menggelar pernikahannya minggu ini Oppa”. Yoon Seo menatap dalam wajahku yang tertunduk, sejenak aku tidak memperhatikannya kemudian aku membalas tatapannya seraya tersenyum kecil dan kembali merangkulnya dan menyandarkan lagi kepalanya ke dadaku.

“Oppa akan datang”. Ucapku singkat.

“Oppa~”. Yoon Seo menatapku dengan sedikit iba. Bisa kurasakan kesedihannya yang melihatku menatap dalam undangan pernikahan Hyo Ri, naeui cheot sarang.

“Dia sudah mengundang Oppa chagi, Oppa harus datang kan?”. Sahutku tersenyum seraya mengelus lembut pipinya. “Kau bersedia menemani Oppa kan? Oppa ingin pergi kesana bersama yeodongsaeng Oppa yang cantik”.

Yoon Seo memberikan seulas senyuman tulus padaku, ia lalu mendekatkan wajahnya dan kemudian mencium keningku dengan lembut. “Ne, Oppa”.

****

Hari ini adalah hari yang memegang arti khusus. Hari dimana seorang yeoja cantik atas nama Lee Hyo Ri berdiri dengan senyum kebahagiaan, berdo’a pada Tuhan dalam penampilannya yang sungguh indah dengan orang disampingnya dan itu bukan diriku.

Selalu terbersit dibenakku, mengapa aku tidak bisa meraih tangannya? Dan bagaimana mungkin saat ini yang bisa aku lakukan hanya berdiri seperti ini dengan melukiskan seulas senyuman kecil dan menontonnya mengikrarkan janji sehidup semati bersama seorang namja yang memang terlihat sangat baik dan juga tampan.

“Jonghyun’a~, Yoon Seo’a~”. Lee Teuk Hyeong langsung menyapaku dan Yoon Seo di acara pernikahan Hyo Ri. Masih tak ku sangka hari ini aku menemui di acara pernikahannya dengan keadaan hatiku yang sebenarnya masih sangat mencintainya.

“Hyeong, annyeonghaseyo”. Sahutku ramah dan seraya menundukkan tubuhku.

“Oppa Annyeonghaseyo”. Yoon Seo pun menyapanya dan memberikan senyuman manisnya.

“Ne, annyeonghaseyo. Jonghyun’a, Hyo Ri selalu menanyakan padaku apa kau akan hadir kesini atau tidak. Aku sangat bersyukur kau datang kemari, dia mencarimu Jonghyun”.

“Mencariku?”. Tanyaku meyakinkan Lee Teuk Hyeong. “Ne ne, pergilah temui dia Jonghyun. Dia ada disana”. Lee Teuk Hyeong dengan semangat dan penuh harap menunjukkan arah dimana Hyo Ri berada padaku, aku hanya merespon datar ucapannya.

“Pergilah temui dia Oppa”.

“Yoon Seo’a, geunde..”. “Pergi saja, temui dia”. Ucap Yoon Seo memotong ucapanku, akupun hanya bisa menuruti permintaan keduanya.

Aku berjalan perlahan mendekati sosok yang nampak sangat cantik dengan dress anggun berwarna putih selutut yang dikenakannya. Jantungku seketika berdebar begitu kencang, aku seakan ingin menangis melihatnya berdiri dengan anggunnya seperti itu sebagai seorang pengantin namun bukan sebagai pengantinku.

“Hyo Ri”. Aku memanggilnya lembut saat aku sudah berdiri di dekatnya.

“Jjong’ah.. Jonghyun’a.. kau datang”. Ia menatapku dalam, aku membalasnya dengan senyuman.

“Ne, kau mengundangku gomawo”. Sahutku lembut. Perhatianku lalu beralih pada tangan kanannya, seketika aku langsung sedikit terkejut saat melihat gelang pemberianku yang masih melingkar di tangannya.

“Gelang itu..”. “Eung, gelang pemberianmu. Aku masih memakainya”. Dengan lembut ia memotong ucapanku dan kembali bicara. “Aku sangat menyukai gelang ini, karena bagiku gelang ini adalah kau Jjong. Sahabat yang sangat aku cintai”.

“Sahabat yang sangat aku cintai”. Itulah artiku baginya, ia memandangku sebagai seorang sahabat bukan namja. Kedengarannya sangat pahit ditelingaku, sangat ingin aku berteriak padanya bahwa aku memiliki perasaan yang sangat dalam untuknya.

“Ah ne, mana mempelai pria nya?”. Aku kemudian melihat ke sekitar mencari mempelai pria yang beruntung itu.

“Dia disana, sedang berbicara dengan rekan – rekan bisnisnya. Tenang saja Jjong, dia tidak akan cemburu padamu. Aku selalu menceritakan semua tentangmu padanya, dia sangat menghargaimu sebagai sahabatku”.

Aku memandang ke arah namja itu, dan secara kebetulan perhatian namja itu tertuju padaku juga. Dengan sopan itu tersenyum hangat seraya menundukkan badannya dari jauh padaku. Bisa kulihat dia adalah seorang namja yang sangat baik.

“Hyo Ri, selamat untuk pernikahanmu”. Tanpa sengaja aku mendekatkan wajahku ke wajahnya dan seraya mengecup lembut pipinya. Sekilas aku melihatnya menutup kedua matanya seakan merasakannya dengan sangat dalam.

“Mianhae”. Ucapku yang langsung melepaskan ciuman yang kudaratkan ke pipinya.

“Gomawo Jjong”. Sahutnya seraya tersenyum manis.

******

Aku duduk di kursi ayunan besar yang terbuat dari kayu di halaman belakang rumahku sambil memandang hamparan bintang dilangit yang terlihat begitu cantik, seakan tahu akan hatiku hamparan bintang itu memperlihatkan gugusannya yang sangat cantik untuk menghiburku. Aku memandangnya dengan seulas senyuman lembut.

“Oppa, aku membuatkan coklat panas untuk Oppa”. Yoon Seo datang menghampiriku dengan membawa 2 mug coklat panas dan ia memberikan salah satu mug itu padaku.

“Gomawo chagi”. Aku menghirup perlahan coklat panas buatannya sembari menyuruhnya duduk disampingku. “Masissjyo, chagiya gomawo”. Aku membenamkan tubuhnya ke pelukanku seraya mencium lembut keningnya.

“Oppa.. terus terang aku sangat mencemaskan perasaan Oppa saat ini. Saat di pesta pernikahan Hyo Ri aku melihat dengan sangat jelas betapa Oppa sangat sedih saat melihat Hyo Ri dan pasangannya mengikrarkan janji sehidup semati mereka, aku bisa merasakan kesedihan Oppa meski Oppa menyembunyikannya dengan seulas senyuman Oppa yang sangat manis dan hangat itu”. Ia menatapku lembut seraya tersenyum kecil dan tanpa sengaja meneteskan air mata sucinya. Aku sangat tersentuh melihat adikku yang menangis akan diriku, aku sangat bersyukur karena Tuhan telah menghadirkannya sebagai yeodongsaengku. Aku meletakkan mug yang tadinya ku pegang ke meja agar aku dapat memeluk erat tubuhnya. Malam itu udara berhembus cukup dingin, dan Yoon Seo tidak tahan dengan hembusan angin malam.

“Oppa.. percayalah, suatu saat nanti siapapun yeoja yang akan mendapatkan cinta Oppa maka ia adalah yeoja yang paling beruntung di dunia ini”. Ia bermanja di pelukanku sambil menikmati segelas mug coklat panas yang masih di pegangnya.

“Oppa, tahukah Oppa kalau tadi saat di pernikahan Hyo Ri aku sempat berpikir bahwa Oppa akan mengacaukan acara pernikahan itu seperti drama – drama di tivi. Lalu ke esokannya langsung ramai berita – berita di seluruh majalah dan tabloid infotainment membahasnya, “Penyanyi muda tampan Kim Jonghyun merusak acara pernikahan adik perempuan Lee Teuk” ireohke. Hehehe, nan paboji?”. Ucapnya dengan nada sedikit usil dan menunjukkan ekspresi wajahnya yang menggemaskan itu, membuatku tertawa dan langsung mendaratkan ciumanku ke pipinya.

“Hehehe.. mworago haneun geoya~? Chagiya, kau terlalu banyak menonton drama. Apa perlu Oppa memblokir stasiun tv yang sering memutar drama agar kau tidak bisa menontonnya lagi?”. Sahutku menggodanya. “Oppa tidak mungkin melakukan itu chagi”.

“Arayo~, aku hanya asal saja Oppa”. Sahutnya manja.

“Bagi Oppa, cinta itu tidak harus selalu bisa memilikinya dan membuat diri kita menjadi miliknya. Cinta Oppa tidak harus mati hanya karena seperti ini saja kan?”. Ucapku lembut, sesekali aku membelai lembut rambutnya dan mengecup ringan keningnya.

“Geunde, Oppa sangat mencintainya, geureohji?”. Ia menatapku dengan tatapannya yang polos, aku membalas tatapan itu dengan senyuman hangat.

“Giokhae chagiya.. cinta itu tidak harus bersama, tidak harus saling menyentuh, tapi membiarkan orang yang kita cintai hidup bahagia dengan senyuman yang selalu terlukis di wajahnya walau tidak berdampingan dengan kita. Itulah ketusan dari sebuah cinta”.

END.

 

6 thoughts on “Still

  1. sama aku aja jjong si taemin lg ikut wgm jadi oke oke aja hahahahahahaha
    eon bikin sequel nya nanti si hyori nya gk bahagia terus bunuh diri terus jjong nya sama aku hahahahahahahaha

Leave a reply to Ayin Perdana Cancel reply